Gambar Sampul IPS · Bab 12 Berbagai Peristiwa Tragedi Nasional
IPS · Bab 12 Berbagai Peristiwa Tragedi Nasional
Danang

24/08/2021 14:13:14

SMP 9 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Bab 12 Berbagai Peristiwa Tragedi Nasional

205205

205205

205

1234567890123456789012345678901212

1234567890123456789012345678901212

1234567890123456789012345678901212

1234567890123456789012345678901212

1234567890123456789012345678901212

1234567890123456789012345678901212

1234567890123456789012345678901212

1234567890123456789012345678901212

1234567890123456789012345678901212

TT

TT

T

ujuan Pujuan P

ujuan Pujuan P

ujuan P

embelajaranembelajaran

embelajaranembelajaran

embelajaran

Pada bab ini kalian akan mempelajari tentang berbagai peristiwa tragedi nasional di

Indonesia. Setelah mempelajari materi bab ini kalian diharapkan mampu mendeskripsikan

peristiwa tragedi nasional peristiwa PKI Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI, dan konflik-konflik

internal lainnya, sehingga kalian dapat mengetahui keadaan pada waktu itu.

Setelah memperoleh kemerdekaan situasi di negara kita belum stabil. Terjadi peristiwa-

peristiwa penting di berbagai daerah di Indonesia yang mengancam keutuhan bangsa Indo-

nesia yaitu munculnya pemberontakan-pemberontakan di beberapa daerah. Pemberontakan

tersebut dilakukan sebagai bentuk perwujudan ketidakpuasan terhdap pemerintah. Peristiwa

tragedi nasional seperti peristiwa PKI Madiun, DI/TII, G 30 S/PKI, dan konflik-konflik inter-

nal lainnya sebagai perwujudan tindakan melawan pemerintah. Sebagai contoh tindakan

melawan pemerintah pada waktu itu dan bisa disebut juga sebagai usaha melakukan kudeta

terhadap pemerintah yang sah adalah G 30 S/PKI. Gerakan itu telah dengan keji menculik

dan membunuh dewan jenderal. Pelajarilah baik-baik bab ini dan diharapkan kalian dapat

mengambil hikmah dari peristiwa tragedi nasional.

Sumber: Sumber:

Sumber: Sumber:

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka

Kata KunciKata Kunci

Kata KunciKata Kunci

Kata Kunci

FDR

DI/TII

Pagar Betis

Bratayudha

KRYT

Merdeka Timur

APRA

Andi Azis

PRRI

Permesta

RMS

G 30 S/PKI

BERBAGAI PERISTIW

BERBAGAI PERISTIW

BERBAGAI PERISTIW

BERBAGAI PERISTIW

BERBAGAI PERISTIW

AA

AA

A

TRAGEDI NASIONAL

TRAGEDI NASIONAL

TRAGEDI NASIONAL

TRAGEDI NASIONAL

TRAGEDI NASIONAL

BABBAB

BABBAB

BAB

1212

1212

12

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX

206206

206206

206

PP

PP

P

eta Konsep P

eta Konsep P

eta Konsep P

eta Konsep P

eta Konsep P

eristiwa Teristiwa T

eristiwa Teristiwa T

eristiwa T

ragedi Nasional

ragedi Nasional

ragedi Nasional

ragedi Nasional

ragedi Nasional

Pada tanggal 28 Juni 1948 kelompok Amir Syarifudin mendirikan Front Demokrasi Rakyat

(FDR) dan sebagai partai oposisi terhadap Kabinet Hatta. Amir Syarifudin dan

pendukungnya menentang Persetujuan Renville, seolah-olah bukan mereka sendiri yang

membuatnya. Mereka bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan beberapa partai

kiri lainnya untuk melawan pemerintah. Usaha PKI untuk merongrong pemerintah dilakukan

dengan beberapa aksi antara lain : mengadakan demonstrasi-demonstrasi, pemogokan kaum

buruh, dan propaganda anti pemerintah.

Pada tanggal 18 September 1948, secara terang-terangan PKI di bawah pimpinan Muso

dan Amir Syarifudin merebut kota Madiun dan memproklamirkan berdirinya “

SovietSoviet

SovietSoviet

Soviet

Republik Indonesia

Republik Indonesia

Republik Indonesia

Republik Indonesia

Republik Indonesia”. Dengan meletusnya pemberontakan PKI di Madiun, pemerintah segera

mengambil tindakan cepat. Presiden Sukarno memerintahkan kepada Panglima Besar

Jenderal Sudirman untuk segera menumpas pemberontakan tersebut. Kemudian Jenderal

Sudirman memerintahkan kepada Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk mengerahkan

kekuatan TNI dan polisi untuk menumpas PKI. Berkat kemanunggalan TNI dan rakyat,

usaha PKI dapat digagalkan. Muso tertembak dalam suatu pengejaran dan Amir Syarifudin

dapat ditangkap yang akhirnya dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan militer.

PEMBERONTAKAN PKI MADIUN

PEMBERONTAKAN PKI MADIUN

PEMBERONTAKAN PKI MADIUN

PEMBERONTAKAN PKI MADIUN

PEMBERONTAKAN PKI MADIUN

AA

AA

A

Berbagai

peristiwa tragedi

nasional

Pemberontakan

PKI Madiun

Pemberontakan

DI/TII

Pemberontakan

APRA

Pemberontakan

Andi Aziz

Pemberontakan

RMS

Pemberontakan

PRRI

Pemberontakan

G 30 S /PKI

Meliputi

Kekacauan dan

ketidakstabilan

politik

Menyebabkan

Bab 12 Berbagai Peristiwa Tragedi Nasional

207207

207207

207

Di bebagai daerah terjadi pemberontakan DI/TII, yaitu sebagai buruk.

1.1.

1.1.

1.

Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat

Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat

Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat

Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat

Pemberontakan DI/TII di Jawa Barat

Pada tanggal 7 Agustus 1949, Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo memproklamasikan

berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) atau Darul Islam (DI) dengan kekuatan pendukung

Tentara Islam Indonesia (TII). DI/TII menyatakan diri lepas dari pemerintah Republik Indo-

nesia.

Aksi yang dilakukan oleh DI/TII Jawa Barat di

antaranya pada waktu pasukan Siliwangi kembali dari

Jawa Tengah ke Jawa Barat dalam peristiwa “

Long March

Long March

Long March

Long March

Long March

Divisi Siliwangi

Divisi Siliwangi

Divisi Siliwangi

Divisi Siliwangi

Divisi Siliwangi” mencoba dihalangi dan berusaha untuk

menarik anggota-anggota TNI ke pihak pemberontak.

Kontak senjata antara TNI Divisi Siliwangi dengan DI/TII

tidak dapat dihindarkan. Pertempuran pertama terjadi pada

tangga 25 Januari 1949 di desa

Antralina, Malangbong

Antralina, Malangbong

Antralina, Malangbong

Antralina, Malangbong

Antralina, Malangbong.

Pemerintah cepat tanggap dan segera bertindak

menumpas pemberontakan DI/TII. Pada tahun 1960 Kodam

VI Siliwangi ditugaskan untuk menumpas gerombolan DI/

TII bersama dengan rakyat. Kodam VI Siliwangi

menjalankan operasi “

Pagar Betis

Pagar Betis

Pagar Betis

Pagar Betis

Pagar Betis” dan “

Bratayudha

Bratayudha

Bratayudha

Bratayudha

Bratayudha”. Akhirnya pada tanggal 4 Juni 1962,

Kartosuwiryo dan pengikutnya dapat ditangkap di Gunung Geber, Majalaya. Oleh

Mahkamah Angkatan Darat, Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati.

2.2.

2.2.

2.

Pemberontakan DI/TII di Aceh

Pemberontakan DI/TII di Aceh

Pemberontakan DI/TII di Aceh

Pemberontakan DI/TII di Aceh

Pemberontakan DI/TII di Aceh

Pada tanggal 30 September 1953

Tengku Daud Beureueh

Tengku Daud Beureueh

Tengku Daud Beureueh

Tengku Daud Beureueh

Tengku Daud Beureueh mendirikan NII Aceh, sebagai

dukungan terhadap NII Kartosuwiryo. Usaha pemerintah untuk menyelesaikan

pemberontakan DI/TII Aceh adalah dengan diadakannya

Musyawarah Kerukunan Rakyat

Aceh

atas prakarsa dari Pangdam Iskandar Muda yang bernama Kolonel M. Yasin. Akhirnya

pada bulan Desember 1962, Daud Beureueh kembali bergabung dengan pemerintah Republik

Indonesia.

3.3.

3.3.

3.

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan

Pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan

Pemberontakan meletus pada Oktober 1959 di bawah pimpinan

Ibnu Hajar.

Ibnu Hajar.

Ibnu Hajar.

Ibnu Hajar.

Ibnu Hajar. Ia

membentuk pasukan yang disebut “

Kesatuan Rakyat Yang Tertindas (KRYT

))

))

)”. Usaha Ibnu

Hajar mengalami kegagalan, dan pada tahun 1959 dapat ditumpas.

4.4.

4.4.

4.

Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan

Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan

Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan

Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan

Pemberontakan DI/TII di Sulawesi Selatan

Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan di bawah pimpinan Kahar Muzakar membelot

dari tugas dinasnya. Pada tanggal 17 Agustus 1951 ia bersama pasukannya lengkap dengan

senjata melarikan diri ke hutan. Pada bulan Januari 1952, Kahar Muzakar menyatakan

Sulawesi Selatan merupakan bagian dari NII Kartosuwiryo. Pemerintah segera mengadakan

operasi militer. Hasilnya pada bulan Februari 1965, Kahar Muzakar ditembak mati.

55

55

5

PP

PP

P

emberontakan DI/TII di Jawa T

emberontakan DI/TII di Jawa T

emberontakan DI/TII di Jawa T

emberontakan DI/TII di Jawa T

emberontakan DI/TII di Jawa T

engahengah

engahengah

engah

Di Tegal dan Brebes timbul gerakan “

Majelis Islam

Majelis Islam

Majelis Islam

Majelis Islam

Majelis Islam” di bawah pimpinan Amir Fatah.

Sedangkan di Kebumen timbul gerakan “

Angkatan Umat Islam (AUI)

Angkatan Umat Islam (AUI)

Angkatan Umat Islam (AUI)

Angkatan Umat Islam (AUI)

Angkatan Umat Islam (AUI)” yang dipimpin oleh

PEMBERONTAKAN DI/TII

PEMBERONTAKAN DI/TII

PEMBERONTAKAN DI/TII

PEMBERONTAKAN DI/TII

PEMBERONTAKAN DI/TII

BB

BB

B

Gambar 12.1

Gambar 12.1

Gambar 12.1

Gambar 12.1

Gambar 12.1 Keganasan DI/TII

Kartosuwiryo di Jawa Barat

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX

208208

208208

208

Mahfudh Abdul Rakhman

Mahfudh Abdul Rakhman

Mahfudh Abdul Rakhman

Mahfudh Abdul Rakhman

Mahfudh Abdul Rakhman (Kyai Sumolangu). Untuk menumpas pemberontakan tersebut

pemerintah membentuk Pasukan Banteng Raiders. Pasukan itu melancarkan operasi yang

disebut operasi “

Merdeka Timur

Merdeka Timur

Merdeka Timur

Merdeka Timur

Merdeka Timur” di bawah Letkol Soeharto.

Pada tanggal 23 Januari 1950 gerombolan APRA menyerang kota Bandung di bawah

pimpinan

Kapten Westerling.

Kapten Westerling.

Kapten Westerling.

Kapten Westerling.

Kapten Westerling. Pada bulan Desember 1946 ia juga pernah memimpin gerakan

pembunuhan massal terhadap rakyat Sulawesi Selatan. Pemberontakan tersebut dilancarkan

oleh antara lain: bekas tentara Belanda KNIL, pelarian pasukan paying

, ,

, ,

, dan bekas polisi

Belanda

Adapun hal-hal yang melatarbelakangi meletusnya pemberontakan APRA adalah

sebagai berikut.

1.

APRIS yang merupakan peleburan TNI dengan bekas pasukan Belanda menyebabkan

TNI enggan bekerja sama.

2.

KNIL menuntut agar bekas-bekas kesatuannya ditetapkan sebagai alat bagi negara

bagian.

3.

Pertentangan antara golongan unitaris dan federalis.

4.

Ultimatum APRA tidak dihiraukan oleh pemerintah.

Gerombolan APRA dapat menguasai kota Bandung untuk beberapa waktu lamanya

dengan melakukan aksinya yaitu membunuh setiap anggota TNI yang mereka jumpai dan

merampas harta milik rakyat. Pemerintah segera melakukan usaha-usaha penumpasan

sebagai berikut.

1.

Mengirim kesatuan-kesatuan polisi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang saat itu

sedang berada di Jakarta.

2.

Mengejar, membersihkan dan menahan tokoh-tokoh yang terlibat.

Setelah Westerling mengalami kegagalan, maka ia

melanjutkan petualangannya di Jakarta. Ia juga

merencanakan menangkap dan membunuh menteri-

menteri RIS, tetapi usahanya mengalami kegagalan .

Petualangan Westerling mendapat dukungan dari Sultan

Hamid II. Namun Sultan Hamid II dapat ditangkap dan

Westerling melarikan diri ke luar negeri.

pemberontakan takan ada tanggal 5 April 1950 pasukan Andi Azis melancarkan gerakan

pengacauan dengan menduduki objek-objek vital, seperti: lapangan terbang dan kantor

telekomunikasi, menyerang pos-pos militer dan menahan Letkol Achmad Yunus Mokoginta

beserta seluruh stafnya.

Adapun tujuan pemberontakan Andi Azis adalah sebagai berikut.

1.

Menuntut agar pasukan APRIS bekas KNIL saja yang bertanggung jawab atas keamanan

di daerah NIT.

2.

Mempertahankan berdirinya Negara Indonesia Timur (NIT), padahal sebagian besar

rakyat Indonesia bagian Timur tidak menghendaki NIT.

PEMBERONTAKAN ANGKATAN PERANG RATU ADIL (APRA)

PEMBERONTAKAN ANGKATAN PERANG RATU ADIL (APRA)

PEMBERONTAKAN ANGKATAN PERANG RATU ADIL (APRA)

PEMBERONTAKAN ANGKATAN PERANG RATU ADIL (APRA)

PEMBERONTAKAN ANGKATAN PERANG RATU ADIL (APRA)

CC

CC

C

Gambar 12.2

Gambar 12.2

Gambar 12.2

Gambar 12.2

Gambar 12.2 Pasukan APRA terdiri

dari bekas KNIL Bandung

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka

PEMBERONTAKAN ANDI AZIZ DI MAKASSAR

PEMBERONTAKAN ANDI AZIZ DI MAKASSAR

PEMBERONTAKAN ANDI AZIZ DI MAKASSAR

PEMBERONTAKAN ANDI AZIZ DI MAKASSAR

PEMBERONTAKAN ANDI AZIZ DI MAKASSAR

DD

DD

D

Bab 12 Berbagai Peristiwa Tragedi Nasional

209209

209209

209

3.

Menentang dan menghalangi masuknya pasukan APRIS dari TNI yang dikirim dari

Jawa.

Usaha pemerintah dalam rangka menumpas

pemberontakan Andi Azis adalah sebagai berikut.

1.

Memberikan ultimatum kpada Andi Azis untuk

ke Jakarta guna mempertanggung jawabkan

perbuatannya, namun ultimatum tersebut tidak

dilaksanakan.

2.

Mengirimkan suatu pasukan ekspedisi di bawah

pimpinan Kolonel Alex Kawilarang. Pasukan

tersebut terdiri dari tida angkatan dan kepolisian

dari berbagai daerah, antara lain:

a.

Brigade 10/Garuda Mataram dipimpin oleh

Letkol Soeharto.

b.

Brigade 14 Siliwangi dipimpin oleh Kapten Bohar Ardikusumah.

c.

Brigade 16/1 dipimpin oleh Letkol Suprapto Sukowati dan Letkol Warouw.

Akhirnya Andi Azis menyerahkan diri pada bulan April 1950 dan pada tahun 1953

diadili di Pengadilan Militer Yogyakarta dengan hukuman 15 tahun penjara.

Dengan gagalnya pemberontakan Andi Azis yang sebenarnya didalangi oleh dr.

Soumukil, maka menyebabkan dr. Soumukil pada tanggal 25 April 1950 mempoklamirkan

berdirinya Republik Maluku Selatan (RMS) lepas dari kekuasaan Republik Indonesia.

Usaha-usaha pemerintah RI dalam rangka menumpas pemberontakan RMS adalah

sebagai berikut.

1.

Menyelesaikan dengan cara damai yaitu dengan mengirim utusan di bawah pimpinan

Dr. Leimena, namun usaha tersebut mengalami kegagalan.

2.

Mengirim pasukan ekspedisi di bawah pimpinan Kolonel Alex Kawilarang. Pasukan

tersebut mendarat di Pulau Buru dengan dilindungi di Ambon dan menguasai

Benteng

Nieuw Victoria

. Tetapi dalam memperebutkan benteng tersebut, Letkol Slamet Riyadi

dan Letkol Sudiarto gugur.

Setelah kota Ambon berhasil dikuasai pasukan APRIS, maka para pemberontak

melarikan diri ke hutan. Akhirnya tanggal 2 Desember 1963 dr. Soumukil bersama anak

buahnya dapat ditangkap hidup-hidup dan oleh Mahmilub di Jakarta, mereka dijatuhi

hukuman mati.

Gerakan PRRI dimulai dengan terbentuknya dewan-dewan di berbagai daerah.

1.

Dewan Banteng di Padang, Sumatera Barat dipimpin oleh Letkol Achmad Husein.

2.

Dewan Gajah di Sumatera Utara dipimpin oleh Kolonel M.Simbolon.

3.

Dewan Garuda di Sumatera Selatan dipimpin oleh Letkol Barlian.

4.

Dewan Manguni di Manado, Sulawesi Utara dipimpin oleh Kolonel Vence Sumual.

Gambar 12.3

Gambar 12.3

Gambar 12.3

Gambar 12.3

Gambar 12.3 Kapten Andi Azis disidang

di pengadilan militer Yogyakarta

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka

PEMBERONTPEMBERONT

PEMBERONTPEMBERONT

PEMBERONT

AKAN REPUBLIK MALUKU SEL

AKAN REPUBLIK MALUKU SEL

AKAN REPUBLIK MALUKU SEL

AKAN REPUBLIK MALUKU SEL

AKAN REPUBLIK MALUKU SEL

AA

AA

A

TT

TT

T

AN (RMS)AN (RMS)

AN (RMS)AN (RMS)

AN (RMS)

EE

EE

E

PEMBERONTAKAN PEMERINTAH REVOLUSIONER REPUBLIK INDONESIA

PEMBERONTAKAN PEMERINTAH REVOLUSIONER REPUBLIK INDONESIA

PEMBERONTAKAN PEMERINTAH REVOLUSIONER REPUBLIK INDONESIA

PEMBERONTAKAN PEMERINTAH REVOLUSIONER REPUBLIK INDONESIA

PEMBERONTAKAN PEMERINTAH REVOLUSIONER REPUBLIK INDONESIA

FF

FF

F

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX

210210

210210

210

Pada tanggal 15 Februari 1958, Letkol Achmad Husein memproklamasikan berdirinya

PRRI di Sumatera Barat dan segera membentuk kabinet dengan Perdana Menteri Syafrudin

Prawiranegara. Selanjutnya pemerintah mengadakan usaha-usaha penumpasan dengan

mengadakan operasi militer sebagai berikut.

1.

Operasi Tegas dipimpin oleh Letnan Kaharudin Nasution.

2.

Operasi 17 Agustus dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani.

3.

Operasi Saptamarga dipimpin oleh Brigadir Jenderal Djatikusumo.

4.

Operasi Sadar dipimpin oleh Letkol Dr. Ibnu Sutowo.

Akhirnya Letkol Achmad Husein beserta pengikutnya menyerah pada tanggal 29 Mei

1961.

Pemberontakan ini meletus di Indonesia bagian timur yaitu Sulawesi Utara dan Sulawesi

Tengah yang sebelumnya sudah dibentuk Dewan Manguni. Pelopornya adalah

KolonelKolonel

KolonelKolonel

Kolonel

Vence Sumual.

Vence Sumual.

Vence Sumual.

Vence Sumual.

Vence Sumual. Pada tanggal 1 Maret 1957 Vence Sumual memproklamasikan berdirinya

Permesta, sedangkan pada tanggal 17 Februari 1958

Letkol D.J.Somba

Letkol D.J.Somba

Letkol D.J.Somba

Letkol D.J.Somba

Letkol D.J.Somba, Komandan Daerah

Militer Sulawesi Utara dan Tengah menyatakan diri putus dengan pemerintaha pusat dan

mendukung PRRI.

Usaha untuk mencegah dan menumpas pemberontakan Permesta dengan cara sebagai

berikut.

1.

Usaha damai dengan mengirim misi yang dipimpin oleh Maengkom.

2.

Membentuk Operasi Merdeka di bawah pimpinan Letkol Rukminto Hendraningrat.

Operasi ini terdiri dari beberapa bagian yaitu: Operasi Saptamarga I-IV dan Operasi

Mena I-II.

a.

Operasi Saptamarga I dipimpin oleh Letkol Sumarsono dengan daerah sasaran

Sulawesi Utara bagiah Tengah.

b.

Operasi Saptamarga II dipimpin oleh Letkol Agus Prasmono dengan sasaran

Sulawesi Utara bagian Selatan.

c.

Operasi saptamarga III dipimpin oleh Letkol Magenda dengan sasaran kepulauan

sebelah utara Manado.

d.

Operasi Saptamarga IV dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat dengan

sasaran Sulawesi Utara.

e.

Operasi Mena I dipimpin oleh Letkol Pieters dengan sasaran Jailolo.

f.

Operasi Mena II dipimpin oleh Letkol KKO Hunholz untuk merebut Bandara Morotai

di sebelah utara Halmahera.

Sistem pemerintahan demokrasi terpimpin memberi peluang PKI untuk memperkuat

posisinya di segala bidang. Setelah posisinya kuat maka PKI dengan G 30 S/PKI mengadakan

pemberontakan.

1. Masa Pra G 30 S/PKI

1. Masa Pra G 30 S/PKI

1. Masa Pra G 30 S/PKI

1. Masa Pra G 30 S/PKI

1. Masa Pra G 30 S/PKI

Pada masa demokrasi terpimpin lembaga-lembaga negara harus berintikan Nasakom,

maka telah terjadi penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945. Ditetapkannya Manipol

sebagai satu-satunya revolusi Indonesia, akhirnya dimanfaatkan oleh PKI untuk

mengesampingkan Pancasila seperti yang dinyatakan oleh pimpinan PKI. D.N. Aidit bahwa

PEMBERONTPEMBERONT

PEMBERONTPEMBERONT

PEMBERONT

AKAN PIAGAM PERJUANGAN RAKY

AKAN PIAGAM PERJUANGAN RAKY

AKAN PIAGAM PERJUANGAN RAKY

AKAN PIAGAM PERJUANGAN RAKY

AKAN PIAGAM PERJUANGAN RAKY

AA

AA

A

T SEMESTT SEMEST

T SEMESTT SEMEST

T SEMEST

A (PERMESTA (PERMEST

A (PERMESTA (PERMEST

A (PERMEST

A)A)

A)A)

A)

GG

GG

G

PEMBERONTAKAN G 30 S/PKI

PEMBERONTAKAN G 30 S/PKI

PEMBERONTAKAN G 30 S/PKI

PEMBERONTAKAN G 30 S/PKI

PEMBERONTAKAN G 30 S/PKI

HH

HH

H

Bab 12 Berbagai Peristiwa Tragedi Nasional

211211

211211

211

“Pancasila dibutuhkan hanya alat pemersatu. Jika rakyat sudah bersatu, maka Pancasila

tidak diperlukan lagi “. Dengan pernyataan tersebut, jelas bahwa PKI bertujuan menggeser

dasar negara Pancasila dan menggantikan dengan dasar komunisme. PKI kemudian semakin

giat menyusun kekuatan untuk mempersiapkan pemberontakan dan pengkhianatan.

Persiapan-persiapan dilakukan baik ke dalam maupun ke luar. Tindakan ke luar negeri

berusaha untuk membelokkan politik luar negeri yang bebas dan aktif yang condong ke blok

komunis, sedangkan tindakan ke dalam negeri meliputi berbag bidang.,

a.a.

a.a.

a.

Bidang Politik dan Militer

Bidang Politik dan Militer

Bidang Politik dan Militer

Bidang Politik dan Militer

Bidang Politik dan Militer

1)

TNI dipandang PKI sebagai penghalang utama dalam mencapai tujuannya, maka PKI

mengadakan pengacauan-pengacauan terhadap rakyat yang dikenal dengan aksi

sepihak. Hal ini dilakukan untuk menguji kekuatan TNI. Aksi sepihak ini dilakukan

ormas PKI yaitu Barisan Tani Indonesia (BTI) di Boyolali (Jawa Tengah) dan di Bandar

Besty (Sumatra Timur) dengan merampas tanah-tanah milik orang lain dan dibagikan

kepada anggota BTI (

Land Reform)

Land Reform)

Land Reform)

Land Reform)

Land Reform)

. Aksi ini menimbulkan keributan dan kerusuhan di

masyarakat, sehingga TNI dan polisi mengambil tindakan tegas untuk meredakan

kerusuhan.

2)

PKI mengusulkan kepada pemerintah untuk membentuk angkatan kelima, di samping

keempat angkatan dalam ABRI yang telah ada (AD, AL, AU dan kepolisian). Angkatan

kelima terdiri atas anggota-anggota organisasi massa yang dipersenjatai. Tujuannya

jelas, agar PKI mempunyai kekuatan bersenjata untuk menandingi ABRI. Usul PKI ini

ditolak oleh ABRI, maka usaha PKI gagal.

3)

PKI berusaha menghancurkan lawan-lawan politiknya. Di antara partai-partai politik

yang masih berani menghadapi teror PKI adalah Partai Murba. PKI berhasil

mempengaruhi presiden, sehingga Partai Murba dibubarkan (1964). Di samping itu PKI

berhasil memecah belah PNI yaitu:

a)

PNI yang dipimpin oleh Ali Sastroamijoyo dan Ir. Surakhman merupakan PNI

yang terpengaruh oleh PKI.

b)

PNI yang dipimpin oleh Osa Maliki dan Prof. Usep Ranawijaya merupakan PNI

yang berhaluan marhaenis sejati.

4)

PKI mengajukan tuntutan kepada presiden untuk membentuk kabinet Nasakom.

Tuntutan itu dikabulkan, namun orang-orang PKI tidak memegang suatu departemen.

Mereka hanya sebagai menteri negara (menteri tanpa potofolio).

5)

Di bidang militer PKI berusaha untuk mendoktrinasikan perwira-perwira dengan ajaran

komunisme dan menyusup di kalangan ABRI.

6)

PKI menyebarkan isu tentang “Dewan Jenderal” yang akan memberontak terhadap

pemerintah.

7)

PKI mengadakan latihan militer yang diikuti oleh Pemuda Rakyat dan Gerwani

b.b.

b.b.

b.

Bidang Sosial dan Budaya

Bidang Sosial dan Budaya

Bidang Sosial dan Budaya

Bidang Sosial dan Budaya

Bidang Sosial dan Budaya

Dalam bidang sosial dan budaya, PKI berusaha mendominasi kegiatan-kegiatan dengan

mendirikan organisasi massa, di antaranya adalah :

1)

Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra)

Lekra adalah lembaga kesenian yang dibentuk oleh PKI dalam rangka menanamkan

ajaran-ajaran komunis.

2)

Pemuda Rakyat (PR)

3)

Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani)

4)

Barisan Tani Indonesia (BTI)

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX

212212

212212

212

2.2.

2.2.

2.

Masa Meletusnya G 30 S/PKI

Masa Meletusnya G 30 S/PKI

Masa Meletusnya G 30 S/PKI

Masa Meletusnya G 30 S/PKI

Masa Meletusnya G 30 S/PKI

Pada hari Kamis malam, tanggal 30 September 1965 PKI mulai melancarkan gerakan

perebutan kekuasaan dengan nama Gerakan 30 September atau kemudian dikenal dengan

G 30 S/PKI. Gerakan PKI secara militer dipimpin oleh

Letnan Kolonel Untung Sutopo,

Letnan Kolonel Untung Sutopo,

Letnan Kolonel Untung Sutopo,

Letnan Kolonel Untung Sutopo,

Letnan Kolonel Untung Sutopo,

komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa, yaitu pasukan pengawal presiden dan mulai

bergerak dini hari tanggal 1 Oktober 1965. Enam orang perwira tinggi dan seorang perwira

pertama Angkatan Darat dibunuh dan atau diculik dari tempat kediaman masing-masing.

Mereka diculik kemudian dibunuh secara kejam oleh anggota-anggota Pemuda Rakyat,

Gerwani, dan ormas PKI yang telah menunggu di Lubang Buaya, sebuah desa yang terletak

di sebelah selatan lapangan terbang Halim Perdanakusumah, Jakarta. Bersama-sama dengan

para korban lainnya yang telah dibunuh di tempat kediaman mereka, jenazah dimasukkan

ke dalam sebuah lubang sumur tua di desa tersebut.

Keenam perwira tinggi tersebut adalah sebagai berikut.

a.

Letnan Jenderal Ahmad Yani.

b.

Mayor Jenderal R. Soeprapto.

c.

Mayor Jenderal Haryono Mas Tirtodarmo.

d.

Mayor Jenderal Suwondo Parman.

e.

Brigade Jenderal DI Panjaitan.

f.

Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo.

Gambar 12.4

Gambar 12.4

Gambar 12.4

Gambar 12.4

Gambar 12.4 Dari kiri ke kanan, Letjen Ahmad Yani, Mayjen Suprapto, Mayjen M.T. Haryono, Mayjen

S. Parman, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo, Brigjen DI Panjaitan, Lettu Pierre Tendean, Brigradir Polisi

Karel Satsuit Tubun, Kolonel Katamso, Letkol Sugiyono.

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka

Jenderal Abdul Haris Nasution, pada waktu itu Menteri Kompartemen Hankam/Kepala

Staf Angkatan Bersenjata, yang menjadi sasaran utama berhasil meloloskan diri dari usaha

penculikan, tetapi putri beliau,

Ade Irma Suryani

Ade Irma Suryani

Ade Irma Suryani

Ade Irma Suryani

Ade Irma Suryani

NasutionNasution

NasutionNasution

Nasution, tewas akibat tembakan-tembakan

para penculik.

Letnan Satu Piere

Letnan Satu Piere

Letnan Satu Piere

Letnan Satu Piere

Letnan Satu Piere

TendeanTendean

TendeanTendean

Tendean, ajudan Jenderal A.H. Nasution adalah perwira

pertama juga menjadi korban dalam peristiwa ini. Dalam usaha penculikan tersebut, tewas

pula Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun, pengawal rumah Wakil Perdana Menteri II

Dr.J.Leimena yang berdampingan dengan rumah Jenderal A.H. Nasution. Bersama pengawal-

pengawal lainnya,

Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun

Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun

Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun

Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun

Brigadir Polisi Karel Satsuit Tubun mengadakan perlawanan ketika

mereka akan diamankan para penculik sebelum memasuki rumah Jenderal A.H. Nasution.

Bab 12 Berbagai Peristiwa Tragedi Nasional

213213

213213

213

PKI dengan G 30 S/PKI-nya dalam usaha melumpuhkan kekuatan ABRI di Jawa Tengah,

terutama TNI-AD juga mengadakan gerakan yang sama menculik pimpinan teras TNI-AD

di Jawa Tengah. Komando Korem 072 dan Kepala Staf Korem 072,

Kolonel Katamso

Kolonel Katamso

Kolonel Katamso

Kolonel Katamso

Kolonel Katamso

Dharmokusumo

Dharmokusumo

Dharmokusumo

Dharmokusumo

Dharmokusumo dan

Letnan Kolonel Sugiyono

Letnan Kolonel Sugiyono

Letnan Kolonel Sugiyono

Letnan Kolonel Sugiyono

Letnan Kolonel Sugiyono

Mangunwiyoto,

Mangunwiyoto,

Mangunwiyoto,

Mangunwiyoto,

Mangunwiyoto, diculik di rumah dan di

markas Korem 072 Yogyakarta. Kedua tokoh TNI tersebut kemudian dibawa ke markas

batalyon “L” di desa Kentungan sebelah utara kota Yogyakarta. Setelah disiksa secara keji

dan biadab tanpa mengenal nilai kemanusiaan akhirnya dibunuh.

Pada Jumat pagi, tanggal 1 Oktober 1965, “Gerakan 30 September “, telah berhasil

menguasai dua buah sarana komunikasi yang vital, yaitu studio RRI pusat dan kantor PN

Telekomunikasi, Jakarta. Melalui RRI tersebut G 30 S/PKI mengumumkan beberapa hal di

antaranya adalah sebagai berikut.

a.

Pada pukul 07.20 dan diulang pada pukul 08.15, disiarkan pengumuman tentang

Gerakan 30 September telah melakukan tindakan yang ditujukan kepada “Jenderal-

jenderal anggota Dewan Jenderal yang akan mengadakan perebutan kekuasaan

terhadap pemerintah”.

b.

Siang harinya, pukul 13.00 kembali disiarkan sebuah dekrit tentang pembentukan Dewan

Revolusi di pusat dan di daerah-daerah serta pendemisioneran kabinet Dwikora.

..

..

.

c.

Pada pukul 14.00 diumumkan susunan Dewan Revolusi yang terdiri dari 45 orang dan

diketuai oleh Letkol Untung Sutopo.

3.3.

3.3.

3.

Masa Pasca G 30 S/PKI

Masa Pasca G 30 S/PKI

Masa Pasca G 30 S/PKI

Masa Pasca G 30 S/PKI

Masa Pasca G 30 S/PKI

Karena Presiden Sukarno berada di lapangan terbang Halim Perdanakusuma yang

dikuasai Gerakan 30 September, sehingga tidak dapat dimintai atas petunjuk atau

pemerintahannya, maka Panglima Kostrad memutuskan untuk segera menumpas gerakan.

Keputusan tersebut diambil dengan keyakinan bahwa Gerakan 30 September pada

hakikatnya adalah suatu pemberontakan, terutama setelah adanya siaran pengumuman

dekrit Dewan Revolusi dan pendemisioneran Kabinet Dwikora melalui radio.

4. Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban

4. Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban

4. Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban

4. Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban

4. Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban

Operasi militer dimulai pada sore hari tanggal

1 Oktober 1965

1 Oktober 1965

1 Oktober 1965

1 Oktober 1965

1 Oktober 1965 pukul 19.00 ketika

pasukan RPKAD di bawah pimpinan Komandannya

Kolonel Sarwo Edhie Wibowo

Kolonel Sarwo Edhie Wibowo

Kolonel Sarwo Edhie Wibowo

Kolonel Sarwo Edhie Wibowo

Kolonel Sarwo Edhie Wibowo

menerima perintah dari Panglima Kostrad untuk merebut kembali studio RRI Pusat dan

kantor pusat Telekomunikasi. Hanya dalam waktu kurang lebih 20 menit, dua pusat

komunikasi vital tersebut dapat direbut dan beberapa saat kemudian Mayor Jenderal Soeharto

selaku pimpinan sementara Angkatan Darat telah mengumumkan lewat RRI.

Isi pengumuman yang disampaikan Mayjen Suharto antara lain:

a.

Adanya perebutan kekuasaan terhadap pemerintah oleh Gerakan 30 September.

b.

Gerakan 30 September telah menculik enam perwira tinggi Angkatan Darat.

c.

Bahwa Presiden Sukarno dan Menko Hankam/Kasad A.H. Nasution dalam keadaan

dan sehat.

d.

Rakyat dianjurkan untuk tetap tenang dan waspada.

Sore hari tanggal

2 Oktober 1965

2 Oktober 1965

2 Oktober 1965

2 Oktober 1965

2 Oktober 1965 setelah berhasil menguasai kembali keadaan kota

Jakarta, Mayor Jenderal Soeharto menemui Presiden di Istana Bogor. Dalam pertemuan

tersebut Presiden memutuskan untuk secara langsung memegang tampuk pimpinan

Angkatan Darat, yang semenjak tanggal 1 Oktober 1965 untuk sementara dipegang Mayor

Jenderal Soeharto. Sebagai pelaksana harian Presiden menunjuk Mayor Jenderal Pranoto

Reksosamudro. Untuk menyelenggarakan pemulihan keamanan-ketertiban seperti sedia kala

ditunjuk Mayor Jenderal Soeharto, Panglima Kostrad.

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX

214214

214214

214

Keputusan di atas disiarkan oleh Presiden dalam pidato melalui RRI Pusat Jakarta,

pada dini hari pukul 01.30 tanggal 3 Oktober 1965.

Pengangkatan Mayor Jenderal Soeharto sebagai Panglima Operasi Keamanan dan

Ketertiban serta pembentukan Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban

(Kopkamtib) kemudian diatur dengan keputusan Presiden /Pangti ABRI/KOTI Nomor 142/

KOTI/1965 tanggal 1 November 1965, Nomor 165/KOTI/1965 tanggal 12 November 1965

dan Nomor 179/KOTI/1965 tanggal 6 Desember 1965.

Tugas Pokok Kopkamtib

Tugas Pokok Kopkamtib

Tugas Pokok Kopkamtib

Tugas Pokok Kopkamtib

Tugas Pokok Kopkamtib adalah memulihkan keamanan dan ketertiban dari akibat-

akibat peristiwa Gerakan 30 September serta menegakkan kembali kewibawaan Pemerintah

pada umumnya dengan jalan operasi fisik, militer, dan mental.

Operasi-operasi penumpasan segera dilancarkan baik di Jakarta maupun di daerah-

daerah, terutama di Jawa Tengah. Di samping RPKAD, penumpasan G 30 S/PKI di Jakarta

dibantu oleh Batalyon Para Kujang/Siliwangi. Sedangkan penumpasan G 30 S/PKI di Jawa

Tengah dipimpin oleh Panglima Kodam VII/Diponegoro Suryo Sumpeno. Dalam operasi

militer Panglima Kodam VII Diponegoro memerintahkan komandan-komandan kesatuan

yang berada di Magelang yang terdiri dari satuan-satuan Kavaleri, Zeni Tempur, Artileri

Medan, dan Infanteri untuk mengadakan penyerbuan ke Semarang dan kota-kota lain di

Jawa Tengah. Dalam usaha penumpasan gerakan pemberontakan ini, di mana-mana TNI

mendapat bantuan dari rakyat dan bekerja sama dengan organisasi-organisasi politik dan

organisasi-organisasi massa yang setia kepada Pancasila.

5. Pengambilan Jenazah Para Korban G 30 S/PKI di Lubang Buaya

5. Pengambilan Jenazah Para Korban G 30 S/PKI di Lubang Buaya

5. Pengambilan Jenazah Para Korban G 30 S/PKI di Lubang Buaya

5. Pengambilan Jenazah Para Korban G 30 S/PKI di Lubang Buaya

5. Pengambilan Jenazah Para Korban G 30 S/PKI di Lubang Buaya

Karena mengalami kesulitan dalam berhubungan dengan tempat penanaman Jenazah

di Lubang Buaya, usaha pengambilan kembali jenazah para perwira tinggi dan perwira

pertama korban peristiwa G-30-S/PKI baru berhasil diselesaikan pada tanggal 4 Oktober

1965.

Tempat tersebut adalah sebuah sumur tua yang bergaris tengah kurang dari satu meter

dengan kedalaman 12 meter. Pengambilan dilakukan oleh anggota-anggota RPKAD dan

KKO-AL (sekarang Korps Marinir TNI-AL) dengan menggunakan peralatan khusus.

Keadaan jenazah sangat rusak dan munurut keterangan dokter pemeriksa, luka-luka

yang terdapat pada jenazah menunjukkan penganiayaan yang sangat kejam.

Jenazah dibawa ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (sekarang Rumah Sakit Gatot

Subroto) dan kemudian disemayamkan di Markas Besar Angkatan Darat, Jalan Merdeka

Utara, Jakarta.

6. Pemakaman Jenazah Pahlawan Revolusi

6. Pemakaman Jenazah Pahlawan Revolusi

6. Pemakaman Jenazah Pahlawan Revolusi

6. Pemakaman Jenazah Pahlawan Revolusi

6. Pemakaman Jenazah Pahlawan Revolusi

Pada tanggal 5 Oktober 1965, dengan penghormatan dari segenap lapisan masyarakat

dimakamkan jenazah para Perwira Tinggi dan seorang Perwira Pertama Angkatan Darat

korban G-30-S/PKI di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Berdasarkan Keputusan Presiden/Pangti ABRI/KOTI NO. 111/KOTI/1965 tanggal 5

Oktober 1065, keenam perwira tinggi dan seorang perwira pertama Angkatan Darat tersebut

dianugerahi gelar

Pahlawan Revolusi

Pahlawan Revolusi

Pahlawan Revolusi

Pahlawan Revolusi

Pahlawan Revolusi. Penganugerahan gelar itu dilakukan atas dasar

pertimbangan bahwa para perwira tersebut telah mengabdikan darma bakti mereka tanpa

kunjung padam kepada revolusi bangsa Indonesia dengan semangat kepahlawanan sejati

dan gugur sebagai akibat petualangan Gerakan 30 September. Para Pahlawan Revolusi

tersebut telah diberikan pada kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi secara anumerta.

Bab 12 Berbagai Peristiwa Tragedi Nasional

215215

215215

215

Lengkapilah tabel di bawah ini dngan keterangan yang tepat! Salin di buku tugas.

Pada tanggal 18 September 1948 terjadi pemberontakan PKI Madiun yang dipimpin

oleh Muso dan Amir Syarifudin. Di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada tanggal 7 Agustus

1949 Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam

Indonesia(NII). NII juga disebut Darul Islam (DI), mempunyai kekuatan utama Tentara

Islam Indonesia (TII). Pengaruh DI/TII meluas sampai ke Jawa Tengah, Sulawesi Selatan,

Aceh, dan Kalimantan Selatan. DI/TII Jawa Tengah merajalela di daerah Tegal, Brebes

dan Kebumen. DI/TII Jawa Tengah ditumpas dengan operasi militer. Pemberontakan

DI/TII Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakar. Pada bulan Februari 1965 DI/

TII di Sulawesi Selatan dapat ditumpas. Kahar Muzakar ditembak mati. Daud Beureueh

memimpin pemberontakan DI/TII di Aceh. Pemberontakan Daud Beureueh berhasil

diselesaikan dengan “Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh” pada bulan Desember

1960. Di Kalimantan Selatan, Ibnu Hajar memimpin pemberontakan DI/TII. Pada tahun

1959 Ibnu Hajar tertangkap, pasukannya dihancurkan. DI/TII Kartosuwiryo di Jawa

Barat ditumpas dengan Operasi Pagar Betis dan Bratayudha. Sekarmaji Marijan

Kartosuwiryo tertangkap, diadili, dan dihukum mati.

Menjelang kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia, meletus pemberontakan

Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Bandung di bawah pimpinan Westerling dan

Sultan Hamid II. APRA menyerbu kota Bandung dan menembak setiap anggota TNI

yang dijumpainya. Berkat bantuan kesatuan polisi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur

yang pada waktu itu berada di Jakarta, gerombolan APRA berhasil digempur dan diusir

dari kota Bandung.

Pada tanggal 5 April 1950 Andi Azis mengadakan pemberontakan di Makasar dengan

menyerang Markas Teritorium Indonesia Timur dan menawan Letnan Kolonel Ahmad

Yunus Mokoginta. Pemberontakan Andi Azis dapat diatasi, muncul pemberontakan

Republik Maluku Selatan (RMS). RMS diproklamasikan oleh Soumokil pada tanggal 25

April 1950. Untuk menumpas pemberontakan RMS dikirim pasukan di bawah pimpinan

Kolonel Alex Kawilarang. Pos-pos penting RMS direbut. Dalam pertempuran jarak dekat

memperebutkan benteng Nieuw Victoria, Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan Letnan

Kolonel Sudiarto gugur. Akhirnya Soumokil dapat ditangkap, sehingga berakhirlah

pemberontakan RMS.

Kegiatan Individu

Kegiatan Individu

Kegiatan Individu

Kegiatan Individu

Kegiatan Individu

No.No.

No.No.

No.

Nama Nama

Nama Nama

Nama

Tempat Tempat

Tempat Tempat

Tempat

PemimpinPemimpin

PemimpinPemimpin

Pemimpin

Pemberontakan

Pemberontakan

Pemberontakan

Pemberontakan

Pemberontakan

Pemberontakan

Pemberontakan

Pemberontakan

Pemberontakan

Pemberontakan

Pemberontakan

Pemberontakan

Pemberontakan

Pemberontakan

Pemberontakan

1.

PKI Madiun

2.

DI/TII Jawa Barat

3.

RMS

4.

APRA

5.

Andi Azis

RangkumanRangkuman

RangkumanRangkuman

Rangkuman

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX

216216

216216

216

Di Sumatra, pada tanggal 15 Februari 1958 Ahmad Husein mengumumkan berdirinya

Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan menyatakan putus hubungan

dengan Pemerintah Pusat. Gerakan itu didukung Piagam Perjuangan Semesta (Permesta).

Untuk menumpas pemberontakan PRRI, pemerintah melancarkan beberapa operasi

militer, di antaranya adalah Operasi 17 Agustus di bawah pimpinan Kolonel Ahmad

Yani. Permesta ditumpas dengan Operasi Merdeka di bawah pimpinan Letnan Kolonel

Rukmito Hendraningrat.

Pada tanggal 30 September 1965, G 30 S/PKI telah mengadakan persipan terakhir.Tepat

tanggal 1 Oktober 1965 dini hari G 30 S/PKI menculik dan membunuh enam perwira

tinggi TNI AD di Jakarta. Para korban keganasan G 30 S/PKI itu ialah: Letjen Achmad

Yani, Mayjen Suprapto, Mayjen MT. Haryono, Mayjen S. Parman, Brigjen DI. Panjaitan,

Brigjen Sutoyo Siswomiharjo. Korban lainnya adalah Lettu Piere Tendean dan Peltu

Polisi Karel Satsuit Tubun. Di Yogyakarta G 30 S/PKI menculik dan membunuh Kolonel

Katamso dan Letnan Kolonel Sugiyono.

Pagi hari tanggal 1 Oktober 1965, G 30 S / PKI menguasai studio RRI Pusat dan Kantor

Pusat Telekomunikasi. Melalui RRI Pusat, G 30 S/PKI mengumumkan pendemisioneran

Kabinet Dwikora dan pembentukan Dewan Revolusi. PKI nyata-nyata memberontak

dan merebut kekuasaan pemerintah yang sah. Pangkostrad Mayor Jenderal Suharto

segera bertindak. Beliau memerintahkan Komandan RPKAD Kolonel Sarwo Edi Wibowo

untuk merebut kembali studio RRI pusat dan kantor pusat telekomunikasi. Hanya dalam

waktu 20 menit kedua kantor tersebut dapat dikuasai kembali. Kota Jakarta dan

sekitarnya dapat dikuasai oleh para prajurit sejati di bawah pimpinan Mayor Jenderal

Suharto. Bersama rakyat, ABRI melanjutkan pembersihan sisa-sisa G 30 S/PKI di seluruh

Indonesia.

Setiap usaha untuk melawan pemerintah yang dilakukan oleh rakyat dapat ditumpas.

Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik, kita harus cinta tanah air dan bangsa.

Wujud cinta kita terhadap tanah air dan bangsa dengan mengisi kemerdekaan melalui

pembangunan, baik jasmani maupun rohani. Tujuannya adalah untuk mencapai

masyarakat adil dan makmur.

A.A.

A.A.

A.

Pilihlah jawaban yang paling benar!

Pilihlah jawaban yang paling benar!

Pilihlah jawaban yang paling benar!

Pilihlah jawaban yang paling benar!

Pilihlah jawaban yang paling benar!

1.

Pemberontakan PKI Madiun sering disebut sebagai ... .

a. Madiun Affair

c.

Madiun Soviet Republik Indonesia

b. Madiun Revolusioner

d. Madiun Berkabung

2.

Gerombolan DI/TII di Kalimantan Selatan dipimpin oleh ... .

a. Sultan Hamid

c.

I

bnu Hajar

b. Daud Beureueh

d. Amir Fatah

RefleksiRefleksi

RefleksiRefleksi

Refleksi

EvaluasiEvaluasi

EvaluasiEvaluasi

Evaluasi

Bab 12 Berbagai Peristiwa Tragedi Nasional

217217

217217

217

3.

Pemimpin pemberontakan DI/TII Aceh adalah ... .

a. Teuku Johan Pahlawan

c.

Te

uku Mansyur

b. Abdul Ghofar

d. Daud Beureueh

4.

Pemimpin pmberontakan DI/TII Jawa Barat adalah... .

a. Amir Fatah

c.

Romo Pusat

b. S.M. Kartosuwiryo

d. Ibnu Hajar

5.

Usaha pemerintah untuk menumpas pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, adalah

dengan menugaskan Kodam IV Siliwangi dalam operasi ... .

a. Merdeka Timur dan 17 Agustus

c.

Pagar Betis dan Bratayudha

b. Benteng Raiders dan Jatayu

d. Sapta Marga dan Merdeka Timur

6.

Salah satu gangguan keamanan dari dalam negeri adalah adanya pemberontakan APRA

di bawah pimpinan ... .

a. Westerling

c.

Dr. Soumukil

b. Van Mook

d. Vence Sumual

7.

Pusat pemberontakan APRA yaitu di kota ... .

a. Surabaya

c.

Semarang

b. Bandung

d. Ujung Pandang

8.

Pasukan ekspedisi APRIS untuk menumpas pemberontakan Andi Aziz dipimpin oleh...

a. Alex Kawilarang

c.

Slamet Riyadi

b. Suharto

d.

Gatot Subroto

9.

Perhatikan pernyataan-pernyataan di bawah ini!

1) APRIS merupakan peleburan TNI dengan bekas pasukan Belanda, menyebabkan

TNI enggan bekerjasama.

2) KNIL menuntut agar bekas-bekas kesatuannya ditetapkan sebagai alat bagi Negara

bagian.

3) Penyerbuan APRA dilkukan secara mendadak.

Penyebab timbulnya aksi APRA ditunjukkan pertanyaan pada nomor ... .

a. 1 dan 2

c.

2 dan 3

b. 1 dan 3

d. 1, 2, dan 3

10. Pemberontakan yang dilakukan oleh Andi Azis diantaranya adalah dengan menawan

pejabat Teritorial Indonesia Timur yaitu... .

a. Sri Sultan Hamengkubuwono IX

c.

Letkol A

.Y.Mokoginta

b. Letkol Ahmad Yani

d. Letkol Sumarsono

11. Sebelum meletus pemberontakan PRRI diawali dengan pembentukan dewan-dewan di

antaranya adalah Dewan Gajah yang dipimpin oleh... .

a. Letkol Vence Sumual

c.

Letkol Barlian

b. Letkol Achmad Husein

d. Kol. M. Simbolon

12. Untuk menumpas pemberontakan PRRI di Sumatra, diadakan Operasi Garuda di bawah

pimpinan ... .

a. Ahmad Yani

b. Jatikusumo

c.

Bar

lian

d. I

bnu Sutowo

13. Timbulnya pemberontakan di berbagai daerah pada hakikatnya merupakan tindakan

untuk ... .

a. menghianati terhadap cita-cita pendiri bangsa

b. menghianati terhadap Pancasila dan UUD 45

c.

menjalin kerja sama antardaerah di Indonesia

d. memperkuat daerah-daerah dalam pertahanan

IPS Terpadu SMP dan MTS Kelas IX

218218

218218

218

14. Untuk menumpas pemberontakan Permesta diadakan operasi militer di bawah pimpinan

Letkol Rukminto Hendraningrat yang tergabung dalam ... .

a. Operasi Sadar

c.

Operasi Merdeka Timur

b. Operasi Merdeka

d. Operasi Saptamarga

15. Ajudan A.H.Nasution yang gugur sebagai akibat kebiadaban PKI adalah ... .

a. Mayjen M.T Haryono

c. Brigjen D.I Panjaitan

b. Lettu Korel Satsuit Tubun

d. Lettu

Piere Tendean

16. Penumpasan G 30 S/PKI di Jawa Tengah dipimpin oleh... .

a. Brigjen Suryo Sumpeno

c. Brigjen Slamet Riyadi

b. Brigjen Gatot Subroto

d. Mayjen Umar Wirahadi

kusuma

17. Sasaran pertama penumpasan G 30 S/PKI di kota Jakarta adalah ... .

a. mengamankan tokoh-tokoh G 30 S/PKI

b. merebut gedung RRI pusat dan kantor telekomunikasi

c.

melindungi istana merdeka dari serangan PKI

d. merebut lapangan udara Halim Perdanakusuma

18. Perwira yang lolos dari keganasan PKI adalah ... .

a. Jenderal Ahmad Yani

c. Jenderal Urip Sumoharjo

b. Jenderal Agus Salim

d. Jenderal A.H. Nasution

19. Penumpasan G 30 S/PKI berhasil dengan baik, sebab... .

a. persenjataan ABRI sangat lengkap dan mutakhir

b. banyak tokoh-tokoh PKI yang menyerahkan diri

c.

ABRI mengerahkan seluruh angkatan yang ada

d. berkat kerja sama antara ABRI dan rakyat yang setia dengan Pancasila

20. Untuk menumpas pemberontakan PKI di daerah Blitar, Jawa Timur diadakan operasi

milter yang disebut ... .

a. Operasi Cakra

c.

Operasi Pekat

b. Operasi Merdeka

d. Operasi Trisula

B. Jawablah dengan jelas dan benar!

B. Jawablah dengan jelas dan benar!

B. Jawablah dengan jelas dan benar!

B. Jawablah dengan jelas dan benar!

B. Jawablah dengan jelas dan benar!

1.

Sebutkan dua pemimpin pemberontakan PKI Madiun!

2.

Sebutkan dua pemimpin pemberontakan APRA!

3.

Sebutkan dewan-dewan yang dibentuk di Sumatera sebelum PRRI melancarkan

pemberontakan!

4.

Apa tujuan PKI membentuk angkatan kelima?

5.

Mengapa paham komunis bertentang dengan Pancasila?